Deterjen

Pada pembahasan kali ini, https://sudutpintar.com/ akan melihat deterjen yang dalam hal ini meliputi pengertian, jenis dan komposisi bahan agar lebih jelas dalam memahami dan memahaminya, maka simak uraian dibawah ini.


Banyak benda di sekitar kita diproses oleh reaksi kimia atau biasa disebut bahan kimia. Pembuatan deterjen, margarin, air murni dan asam sulfat serta garam meja adalah contoh penggunaan konsep atom, molekul dan ion dalam bahan kimia sehari-hari.


Pelajari cara menggunakan deterjen

Deterjen adalah campuran dari berbagai bahan yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan yang berasal dari minyak bumi. Dibandingkan sabun, deterjen memiliki keunggulan yaitu memiliki daya cucian yang lebih baik dan tidak terpengaruh oleh kekerasan air. Deterjen adalah garam natrium dari asam sulfonat.


Deterjen sudah sangat familiar dalam kehidupan kita, terutama bagi ibu rumah tangga. Deterjen digunakan untuk mencuci pakaian. Untuk melengkapi penggunaannya, pabrikan sering menambahkan sodium perborate, wewangian, pelembut, naturium silikat, stabilisator, enzim dan zat lain agar fungsinya lebih beragam. Namun di antara zat-zat tersebut, ada yang tidak dapat dimusnahkan / dilarutkan oleh mikroorganisme sehingga secara otomatis menimbulkan pencemaran lingkungan.


Jika air yang mengandung deterjen dituangkan ke dalam air, air menjadi terkontaminasi dan pertumbuhan alga sangat cepat. Hal ini akan menurunkan kandungan oksigen di dalam air dan secara otomatis ikan, tumbuhan laut dan makhluk hidup air lainnya akan mati. Selain itu, limbah deterjen juga menyebabkan pencemaran tanah, menurunkan kualitas kesuburan tanah, sehingga mengakibatkan kehidupan tanaman dan tanah, termasuk mati cacing. Padahal cacing tanah dapat mengurai sampah organik dan anorganik serta menyuburkan tanah


Bahan utama deterjen adalah garam natrium, yang merupakan asam organik yang disebut asam sulfonat. Asam sulfonat yang digunakan dalam pembuatan deterjen adalah molekul rantai panjang yang mengandung 12 hingga 18 atom karbon per molekul. Deterjen pertama dibuat pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkil hidrogen sulfat. Alkohol rantai panjang dihasilkan dari hidrogenasi lemak dan minyak. Alkohol rantai panjang ini direaksikan dengan asam sulfat untuk menghasilkan alkil hidrogen sulfat yang kemudian dinetralkan dengan basa.


Sodium lauryl sulfate adalah pembersih yang baik. Karena garam berasal dari asam kuat, larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesium tidak mengendap di dalam larutan,

sehingga bisa digunakan dengan air lunak atau sadah. Saat ini, deterjen yang paling banyak digunakan adalah alkylbenzene rantai lurus. Produksinya melalui tiga tahap. Alkena rantai lurus dengan total karbon 14-14 direaksikan dengan benzena dan katalis Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) untuk membentuk alkilbenzena. Sulfonasi dan netralisasi basa melengkapi proses ini. Rantai alkil tidak boleh bercabang.


Alkylbenzenesulfonate bercabang tidak dapat terurai secara hayati oleh mikroorganisme (dapat terurai secara hayati). Pembersih ini menyebabkan masalah polusi utama di tahun 1950-an, terutama dalam bentuk buih di unit pemurnian, serta sungai dan danau. Alkylbenzenesulfonate tidak bercabang telah digunakan sejak 1965. Jenis deterjen ini mudah terurai secara biologis oleh mikroorganisme dan tidak menumpuk di lingkungan kita.


Zat yang terkandung di dalam deterjen

Adapun zat-zat yang terkandung di dalam deterjen yaitu:

  1. Surfaktan, yaitu mengikat lemak dan melembabkan permukaan.
  2. Abrasif untuk menghilangkan kotoran.
  3. Zat pengubah PH yang mempengaruhi penampilan atau stabilitas komponen lainnya.
  4. Pelembut air untuk menghilangkan efek kekerasan.
  5. Oksidan memutihkan dan menghancurkan kotoran.
  6. Material lain selain surfaktan untuk mengikat kotoran yang tersuspensi.
  7. Enzim mengikat protein, lemak atau karbohidrat di dalam tinja.

Make your own free website